Di era digital saat ini, teknologi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja, termasuk siswa SMA. Mereka terbiasa menggunakan internet, media sosial, dan perangkat digital lainnya dalam aktivitas sehari-hari. Sayangnya, tidak semua siswa mampu menggunakan teknologi secara bijak. Beberapa tantangan yang muncul di sekolah antara lain kecanduan gawai, cyberbullying, plagiarisme digital, serta penyebaran informasi hoaks. Budaya digital yang tidak sehat ini bisa mengganggu proses belajar, merusak karakter, dan melemahkan etika dalam bermedia.

Untuk menumbuhkan budaya digital yang sehat, sekolah perlu mengambil langkah konkret dan berkelanjutan, antara lain:

  1. Integrasi Literasi Digital dalam Kurikulum
    Menyisipkan materi etika digital, keamanan siber, dan penggunaan media secara bertanggung jawab ke dalam pelajaran.
  2. Sosialisasi dan Edukasi Rutin
    Mengadakan workshop, diskusi kelas, atau IHT kecil tentang penggunaan internet sehat dan dampaknya bagi kehidupan nyata.
  3. Penerapan Peraturan Penggunaan Gawai
    Menetapkan aturan jelas terkait waktu dan cara penggunaan gawai di lingkungan sekolah.
  4. Pembimbingan oleh Guru dan Wali Kelas
    Guru berperan sebagai teladan dan pembimbing dalam membentuk perilaku digital siswa sehari-hari.
  5. Kolaborasi dengan Orang Tua
    Melibatkan keluarga dalam mengawasi dan mendampingi aktivitas digital anak, khususnya di rumah.

Solusi nyata yang dapat dilakukan diantaranya :

  • Membentuk Tim Duta Digital Siswa untuk menjadi agen perubahan dan menyebarkan praktik digital yang positif.
  • Menggunakan platform pembelajaran digital secara rutin dan terarah seperti Google Classroom, Quipper, atau Kahoot.
  • Menampilkan poster kampanye literasi digital di sudut sekolah.
  • Mendampingi siswa dalam memproduksi konten digital (video edukatif, podcast, infografis) yang kreatif dan bermanfaat.

Budaya digital yang sehat tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui pembiasaan, pendampingan, dan keteladanan yang konsisten. Sekolah sebagai tempat pendidikan karakter memegang peranan penting dalam melatih siswa agar menjadi warga digital yang cerdas, beretika, dan bertanggung jawab. Dengan kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua, budaya digital sehat bukan sekadar impian, melainkan kenyataan yang dapat diwujudkan bersama.